Kepribadian menurut Allport adalah:
…sebuah organisasi dinamis di dalam sistem
psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan
pikirannya.
Sedangkan menurut Pervin dan John:
kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola
pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
Dalam teori-teori kepribadian,
kepribadian terdiri dari antara lain trait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai
konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait
menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda.
Sedangkan tipe adalah pengelompokan
bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat
regularity dan generality yang lebih besar dari pada trait. Trait merupakan
disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam
perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori
kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu: Trait merupakan pola konsisten
dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain,
sehingga: Trait relatif stabil dari waktu ke waktu, Trait konsisten dari
situasi ke situasi, Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama
kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena: ada proses
adaptif, adanya perbedaan kekuatan, dan kombinasi dari trait yang ada.
Tingkat trait kepribadian
dasar berubah dari masa remaja akhir hingga masa dewasa. McCrae dan Costa yakin
bahwa selama periode dari usia 18 sampai 30 tahun, orang sedang berada dalam
proses mengadopsi konfigurasi trait yang stabil, konfigurasi yang tetap stabil
setelah usia 30 tahun (Feist, 2006).
Teori trait dimunculkan
pertama kalinya oleh Gordon W. Allport. Selain Allport, terdapat dua orang ahli
lain yang mengembangkan teori ini. Mereka adalah Raymond B. Cattell dan Hans J.
Eysenck.
Allport mengenalkan istilah
central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang biasanya digunakan oleh orang
untuk mendeskripsikan individu. Central trait dipercaya sebagai jendela menuju
kepribadian seseorang. Menurut Allport, unit dasar dari kepribadian adalah
trait yang keberadaannya bersumber pada sistem saraf. Allport percaya bahwa
trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku seseorang dengan mengakibatkan
seseorang melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan ataupun rencananya)
terhadap situasi-situasi yang berbeda. Walaupun demikian, dua orang yang
memiliki trait yang sama tidak selalu menampilkan tindakan yang sama. Mereka
dapat mengekspresikan trait mereka dengan cara yang berbeda. Perbedaan inilah
yang membuat masing-masing individu menjadi pribadi yang unik. Oleh sebab itu
Allport percaya bahwa individu hanya dapat dipahami secara parsial jika
menggunakan tes-tes yang menggunakan norma kelompok.
Sama seperti Allport, Cattell
juga percaya bahwa kata-kata yang digunakan seseorang untuk menggambarkan
dirinya dan orang lain adalah petunjuk penting kepada struktur kepribadian.
Perbedaan mendasar antara Allport dan Cattell adalah bahwa Cattell percaya
kepribadian dapat digeneralisir. Yang harus dilakukan adalah dengan mencari
trait dasar atau utama dari ribuan trait yang ada. Menurut Allport, faktor
genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia.
Bukan hanya faktor keturunan sendiri atau faktor lingkungan sendiri yang
menentukan bagaimana kepribadian terbentuk, melainkan melalui pengaruh
resiprokal faktor keturunan dan lingkungan yang memunculkan karakteristik
kepribadian.
Sehubungan dengan adanya peran
genetik dalam pembentukan kepribadian, terdapat 4 pemahaman penting yang perlu
diperhatikan:
1. Meskipun faktor genetik
mempunyai peran penting terhadap perkembangan kepribadian, faktor non-genetik
tetap mempunyai peranan bagi variasi kepribadian,
2. Meskipun faktor genetik
merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi lingkungan, faktor non-genetik
adalah faktor yang paling bertanggungjawab akan perbedaan lingkungan pada
orang-orang,
3. Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun
lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis kelamin
anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap
anak.
4. Meski terdapat kontribusi
genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak berarti bahwa trait itu tetap
atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Teori
Utama
Meskipun ada banyak sekali
teori tentang kepribadian, tetapi umumnya teori-teori tersebut dapat ditelusuri
asal gagasannya ke beberapa teori besar (grand theory). Perkembangan
masing-masing teori besar itu tidak lepas dari sejarah perkembangan psikologi
itu sendiri beserta para tokohnya.
a.
Filsafat pragmatisme Amerika
Filsafat pragmatisme adalah
sesuatu yang asli berasal dari AS. Sistem filsafat ini lebih menekankan hasil
daripada metode, menerima beraneka ragam metode dan pendekatan untuk
menghasilkan pengetahuan. Iklim pragmatis di AS lebih menekankan pada bagaimana
manusia menjalani proses-prosesnya dan tidak terlalu menekankan pada apa atau
siapakah manusia itu. Dicetuskan oleh kelompok orang muda yang upper class dari
Boston, a.l.
William James Konsep utama : perilaku manusia digerakkan oleh belief yang
dimiliki. Belief berkembang menurut prinsip evolusi “survival of the fittest”,
yang dipertahankan adalah yang paling dibutuhkan manusia. Melalui proses inilah
terbentuk perilaku manusia dan habit.
b.
Teori Evolusi Darwin
Pada saat manusia berinteraksi dengan
lingkungannya, ia harus beradaptasi. Proses adaptasi inilah yang menyebabkan
terjadinya seleksi alam, baik dalam artian kelompok species yang unggul (Darwin) maupun dalam arti
karakteristik dari species yang bertahan, misalnya anggota tubuh (Spencer). Proses
adaptasi sifatnya spesifik, hanya berlaku untuk lingkungan tertentu. Suatu
kelompok species yang well-adapted dalam suatu lingkungan bisa saja tidak dapat
beradaptasi pada lingkungan lain. Sebagai seorang dualist yang percaya pada
pemisahan mind-body, Darwin
mengaplikasikan juga pandangannya ini kepada perkembangan fungsi mental makhluk
hidup. Kelompok makhluk hidup yang paling sukses dalam beradaptasi dengan
lingkungannya adalah mereka yang memiliki fungsi mental paling tinggi, dalam
hal ini adalah manusia. Pentingnya adaptasi ini menyebabkan aliran
fungsionalisme sering dipandang sebagai ‘psychology of adaptation’.
c.
Sir Francis Galton
Sepupu Darwin yang banyak menerapkan teori
Darwin ke dalam
bidang psikologi. Menekankan pada aspek
hereditary (bawaan) sebagai penentu kualitas fungsi mental manusia. Lingkungan
tidak berperan. Berdasarkan studinya pada keluarga-keluarga terpandang, ia menyimpulkan
bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang diturunkan. Sejalan dengan pandangan teori
Darwin, ia juga
percaya akan adanya variasi yang konstan dalam fungsi mental, yang dikenal
sebagai individual difference.
Adanya
perbedaan individual ini membawanya kepada pemikiran perlunya pengukuran akan
perbedaan fungsi mental manusia. Hal ini dapat dilakukan melalui statistic dan
teknik pengetesan sebagai pengukuran kapasitas mental manusia. Kecerdasan/inteligensi
manusia dapat diukur melalui ketajaman penginderaannya. Mereka yang memiliki
penginderaan yang tajam adalah mereka yang cerdas.Selanjutnya hasil pengukuran
ini harus dapat dituangkan ke dalam penggolongan manusia sesuai tingkat
kecerdasannya. Hal ini dpat dilakukan melalui teknik statistik psikologi. Galton
juga percaya bahwa kelompok ras yang berbeda dari manusia bertahan di bagian
yang berbeda-beda di bumi ini sebagai hasil dari adaptasi terhadap lingkungan
mereka.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar